
Keyongan, Boyolali – Senyum ibu hamil dan balita tampak ceria ketika mengikuti kegiatan posyandu kali ini. Tidak hanya mendapatkan layanan kesehatan, tetapi juga edukasi gizi di masa 1000 Hari Pertama Kehidupan. Hal ini menjadi bagian dari program “Pemberdayaan Kader Cegah Stunting pada Ibu Hamil dan Balita Menuju Transformasi Integrasi Layanan Primer di Desa Keyongan Kecamatan Nogosari” yang digagas oleh tim STIKES Estu Utomo dan Universitas Sugeng Hartono.
Pencegahan stunting hanya bisa terwujud dengan kolaborasi yang saling menguatkan. Kader posyandu sebagai sahabat masyarakat kini dibekali keterampilan baru, tidak hanya dalam layanan kesehatan, tetapi juga dalam mengolah pangan lokal menjadi menu sehat. Ubi kuning, tahu, dan ayam diolah menjadi dimsum, sempol, dan ayam katsu yang sehat dan bergizi. Inovasi ini diharapkan membantu pemenuhan gizi ibu hamil dan balita di 1000 Hari Pertama Kehidupan.
“Stunting bukan hanya soal fisik, melainkan masa depan. Pendampingan sejak hamil mampu mengoptimalkan tumbuh kembang anak, dan kader posyandu berperan penting menyampaikan pesan ini ke keluarga,” jelas Luluk Khusnul Dwihestie, S.ST., M.Kes selaku Ketua Tim PKM.
Berbagai hasil nyata telah tampak dari kegiatan ini: meningkatnya kehadiran ibu hamil dan balita di posyandu, serta buku saku 1000 HPK yang dapat digunakan kader sebagai media edukasi. Inovasi olahan bahan pangan lokal menjadi menu PMT ini tidak hanya bermanfaat bagi pemenuhan gizi ibu hamil dan balita, tetapi juga berpotensi dikembangkan sebagai peluang UMKM bagi kader posyandu. Kegiatan ini didanai oleh Kemendiktisaintek tahun 2025 dan dilaksanakan melalui kemitraan dengan Kepala Desa Keyongan beserta Bidan Desa. Dukungan pemerintah desa memperkuat keberlanjutan program, sehingga kader posyandu semakin percaya diri menjadi garda terdepan pencegahan stunting di masyarakat.